My Artikel

                        PENTINGNYA KETERAMPILAN BAHASA untuk ANAK SD

Oleh: Ratna Wahyu H

Dewasa ini memang tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi itu sangat penting. Di kehidupan sehari-haripunkita memerlukan komunikasi.Tanpa komunikasi kita tidak dapat mencurahkan luapan emosi, gagasan, fakta, perasaan,pikiran kita. Sehingga perlu adanya komunikasi, sedangkan agar tercapainya kualitas komunikasi yang baik kita harus menguasai keterampilan berbahasa seperti keterampilan mendengarkan/menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, keterampilan menulis.

Keterampilan berbahasa ini ada yang dibawa sejak lahir. Tapi tidak menutup kemungkinan ketika kita mau berlatih secara intensif pasti kita akan menguasainya.

Mengantisipasi agar lancar dalam keterampilan berbahasa  salah satunya sejak Sekolah Dasar digencar-gancarkan penanaman empat ketermpilan berbahasa tersebut. Sehingga pada usia ini anak sudah memiliki bekal dasar keterampilan berbahasa. Cara melatih ketermpilan berbahasa usia SD tidak mudah. Meski di sekolah dilatih keterampilan itu akantetapi di rumah pun harus dilatih, karena anak cenderung lebih memiliki banyak waktu di rumah daripada di sekolah.

Menurut teori Piaget masa usia SD ini masa operasional konkret, dimana dalam menjelaskan sebuah pernyataan itu dengan hal-hal nyata yang dapat dipahami oleh si anak, selain itu anak juga masih mempunyai naluri untuk bermain-main. Sehingga cara melatih keterampilan berbahasa ini  harus dengan hal yang mudah anak pahami dan menyenangkan Misal untuk meningkatkan kualitas keterampilan berbahasa anak, orang tua menyediakan buku-buku cerita yang disukai anak dan memiliki amanat sehingga anak tidak hanya dapat gemar membaca akantetapi juga mendapatkan suatu penemuan baru dan dapat menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Selain itu orang tua juga harus sering berkomunikasi pada anak misal dengan mengawasi anak saat membuat PR atau nonton TV, membacakan cerita, bercengkrama dan sebagainya. Sehingga itu dapat menjadikan mindset anak, bahwa komunikasi itu menyenangkan dan anakpun termotivasi untuk mengembangkan kemampuan berbahasa baik menyimak, berbicara, membaca, menulis. Ketika memasuki sekolah menengah anak tidak kagok lagi dalam berkomunikasi.

PUDARNYA NASIONALISME yang TERKIKIS GLOBALISASI

Oleh: Ratna Wahyu H

Seperti yang kita tahu, sekarang ini kita telah berada di era globalisasi dimana semuanya serba canggih. Untuk berkomunikasi pada orang yang jauh dan bahkan belum kita kenal ada facebook atau jejaring social lainnnya yang melayani. Betapa mudahnya kita melakukan pekerjaan sehari-hari, kita hanya perlu menyambungkan computer kita dengan internet. Cukup mudah kan?

Memang itu dampak positif yang diberikan  era globalisasi ini, akantetapi ada pula dampak negatifnya seperti banyak anak muda kita kehilangan kepribadian dengan merebaknya gaya berpakaian barat yang minim-minim di negara-negara berkembang seperti Indonesia, menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk kepingan CD/ VCD atau DVD, sifat konsumerisme di kalangan generasi muda sehingga generasi muda kita tidak mampu memenuhi tuntutan zaman karena sudah terbiasa menerima teknologi dan hanya mampu membeli tanpa membuatnya. Selain itu juga memudarnya sikap nasionalisme generasi muda. Era ini banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Contoh nyatanya adalah adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat. Banyak juga yang menyelipkan kesempatan dengan adanya IPTEK yang maju ini dengan menggunakannya tidak semestinya seperti membuka situs-situs porno. Bahkan anak SD pun telah bisa menggunakan layanan internet tanpa pengawasan para orang dewasa. Itu mengubah mindset anak tersebut yang tidak dibekali oleh sikap nasionalisme. Anak tersebut akan berkelakuan seperti apa yang dilihat dari pengalamannya. Apabila sejak SD saja sudah salah jalan, bagaimana ketika dewasa? Apa dia akan menjadi warga yang baik?

Nah olehkarena itu perlu ada nilai-nilai nasionalisme untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi:

1.       Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh,

misal saja tentang semangat mencintai produk dalam negeri seperti kain batik, makanan di daerah yang sehat dan alami, alat-alat rumah tangga buatan negeri sendiri.

2.      Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.

Ini merupakan faktor penting untuk menumbuhkan rasa nasionalisme,karena pancasila merupakan butir-butir ideologi yang harus dipegang sebagai pedoman maupun pandangan hidup semua warganya. Untuk memaksimalkanya seharusnya ini mulai ditanamkan pada saat anak memasuki sekolah dasar.

3.      Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.

Agama juga tiang penting untuk kokohnya perilaku seseorang. Karena ketika seseorang memiliki agama yang kuat pasti perilakunya pun sesuai hukum-hukum atau norma-norma yang ada di agamanya. Otomatis itu juga akan dibawa di negaranya. Salah satunya saja rasanasionalismenya akan terbangun dengan sendirinya.

4.      Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.

Menjunjung supremasi hokum, yang salah ya kalah, dan yang benar pasti menang. Dan tidak memihak pada yang berkuasa saja, lebih mengutamakan kebenaran.

5.      Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.

Memang globalisasi ini memberikan dampak baik dan buruknya. Olehkarena itu kia harus pandai-pandai menyaring atau memilih-milih dengan memperhatikan aspek-aspek seperti politik, ideology, ekonomi, social, budaya.

Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.

 KUALITAS PENDIDIKAN di INDONESIA

Oleh: Ratna Wahyu H

Sebenarnya Indonesia adalah negeri yang kaya akan para generasi muda yang cukup berkompeten dalam akademiknya maupun non akademik. Misal kaum muda  yang mengharumkan nama Indonesia di kancak Internasional, akan tetapi hanya tidak tersorot media dan mungkin hanya orang-orang pemerhati pendidikan saja yang mengetahui. Lain halnya dengan bidang non akademik sekarang ini banyak petarung-petarung muda yang mulai menampakkan dirinya. Hal ini memang membuat Indonesia semakin berkiprah di dunia olahraga. Misal saja garuda muda U-19 maupun U-23 yang semakin tangguh menggulingkan lawan-lawannya. Kita patut berbangga dengan itu.Merdeka !!!

Meskipun demikian  dalam kualitas pendidikan Indonesia masih termasuk rendah. Sebab kualitas pendidikan dilihat dari indeks rata-rata nasionalnya bukan hanya secara personal. Meski tidak sedikit juga yang mengharumkan Indonesia di bidang akademik. Kualitas pendidikan Indonesia yang  rendah ini dipengaruhi beberapa faktor seperti :

1.      Faktor SDM (Sumber Daya Manusia)

Faktor ini berkaitan dengan guru dan siswanya. Ini merupakan faktor yang cukup mempengaruhi karena pendidikan itu tidak hanya dari keluarga atau lingkungan sekitar tetapi yang paling utama dari pendidikan formal yaitu  sekolah. Sehingga sekolah bisa dibilang  sumber utama mendapat pendidikan.  Ketika ingin kualitas pendidikan baik kita harus memperhatikan kualitas tempat belajar kita. Seharusnya untuk memaksimalkan ilmu yang didapat di sekolah formal setiap kelas itu hanya 12-20 anak saja. Dengan siswa yang tidak terlalu banyak guru dapat mengoptimalkan semua materi. Akantetapi guru dalam menyampaikan materi tidak hanya dengan metode ceramah saja, guru harus mengusahakan untuk memakai metode dan media yang bervariasi sehingga pembelajaran tidak membosankan dan peserta didik akan termotivasi.

2.      Sarana Prasarana

Mengingat Indonesia yang merupakan Negara yang masih berkembang maka pembangunannya pun belum merata. Olehkarenanya masih banyak daerah terpencil yang belum terjamah oleh sarana prasarana pendidikan, bahkan ada daerah yang belum ada listrik, atau jalan raya yang memudahkan untuk menjangkau daerah tersebut sehingga untuk mendapatkan pendidikan selayaknya belum dapat terealisasikan.  Sarana prasarana itu meliputi alat peraga di dalam kelas minimal 2/3 ruang kelas. Dengan syarat sarana ini, di kota besar pun hanya sebagian yang menyediakan fasilitas ini. Seandainya sarana pendidikan telah menjangkau semua daerah Indonesia saya rasa kualitas pendidikan kita akan membaik.

3.      Money/dana

Ini merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi kualitas pendidikan kita. Kita tahu banyak orang berkata uang itu segalanya, hidup tanpa uang itu hampa. Ya, begitulah kenyataannya. Semua itu dapat teratasi oleh sekoper uang. Begitupun dunia pendidikan kita, dengan adanya uang semua masyarakat Indonesia akan merasakan pendidikan itu apa sih?.

Menyikapi masalah kualitas pendidikan Indonesia  yang masih cukup rendah sebaiknya

  1. Pemerintah memberikan fasilitas dan dana misal dengan mengadakan training guru, kepala sekolah, pengawas.
  2. Tenaga kependidikanpun harus lebih dikelola, dengan memberikan motivasi agar dalam mengajar dapat optimal. Menghimbau agar kepala sekolah menjadi manajer sekolah yang baik.
  3. Inovasi kurikulum

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan, modivikasi dan pemutakhiran dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum ini merupakan bagian dari intervensi peningkatan mutu pendidikan dan merupakan salah satu yang menjamin agar Standar Kompetensi Lulusan (SKL) tercapai, baik sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam  panduan sosialisasi  kurikulum  2013  terdapat landasan filosofis kurikulum 2013 yaitu

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa,

2. Pendidikan adalah proses pewarisan dan pengembang budaya.

3. Pendidikan memberikan dasar bagi peserta didik untuk berpartisipasi dalam membangun kehidupan masa kini.

4. Pendidikan mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki peserta didik.

5. Pendidikan adalah proses pengembangan jati diri peserta didik.

6. Pendidikan menempatkan peserta didik sebagai subjek yang belajar

KTSP dan Kurikulum Berbasis Kompetensi masih merupakan bagian dari kurikulum ini, akan tetapi satuan pendidikan diperbolehkan mengembangkan kurikulum sendiri sesuai kondisi satuan pendidikan tersebut.

Kurikulum 2013 lebih menekankan penilaian pada sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kurikulum ini disebut juga kurikulum pembentukan karakter karena sikap menjadi penilaian paling utama sebelum menilai kedua hal setelah itu. Dalam Kurikulum 2013 sikap tertuang dalam Kompetensi Inti (KI) satu sampai empat, dan termuat juga dalam Kompetensi Dasar (KD) satu dan dua. Pengetahuan baru dimulai pada KD tiga dan keterampilan di KD empat. Dalam kurikulum 2013 ini proses dan hasil merupakan sesuatu yang penting. Tidak ada yang lebih unggul. Diharapkan dalam kurikulum ini memunculkan pribadi yang lebih kompeten, produktif, serta kreatif. Sehingga guru dituntut bukan hanya untuk mengajar, akan tetapi penanaman konsep serta karakter kepada peserta didik secara signifikan. Kekreatifan guru merupakan faktor penting dalam penerapan kurikulum 2013. Kurikulum ini terdapat pendekatan scientific. Pendekatan ini lebih menekankan pada pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Diibaratkan proses pembelajaran guru hanya merencanakan dengan membuat skenario, kemudian guru menjadi sutradara, tinggal siswa-siswi yang berperan sesuai karakter yang sudah ditentukan. Sehingga anak akan mempunyai pengalaman langsung dan konsep itu menjadi dasar pembentukan karakter/mindset anak.

Leave a comment